Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang telah menyerang ternak berkuku seperti sapi kambing dan domba beberapa saat lalu menyebabkan berbagai kerugian pada peternak. Hal ini juga dialami oleh para peternak sapi perah di Kelomopok Tani Ternak (KTT) Pangudi Mulyo, Kelurahan Nongko Sawit, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang. Para peternak mengeluhkan produksi susu sapi yang rendah pasca PMK, “sebelum PMK sapi saya mampu memproduksi susu 10-15 liter/hari, namun setelah PMK hanya mampu 5-8 liter/hari” ujar salah satu anggota kelompok ternak pangudi mulyo. Kondisi tersebut tentu memberatkan kondisi ekonomi peternak. Melihat kondisi tersebut Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah, Departemen Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro berinisiatif melakukan kegiatan pengabdian kepada KTT Pangudi Mulyo.
Kegiatan tersebut berisi diskusi dan penyuluhan tentang menajemen pemeliharaan sapi perah agar cepat pulih akibat dampak PMK. Kegiatan pengabdian yang berlansung pada tanggal 25 November 2022 di rumah salah satu peternak tersebut disambut hangat oleh para peternak. Peternak memberikan berbagai macam pertanyaan menyangkut kondisi sapi pasca PMK. Drh Dian Wahyu Harjanti, Ph.D yang memberikan memberikan pengarahan kepada peternak terkait Kesehatan menyatakan bahwa “PMK adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, penyakit yang disebabkan virus tersebut tidak ada obatnya, maka dari itu kunci utama supaya sapi cepat pulih dan memproduksi susu Kembali secara normal pasca PMK yaitu melalui pemberian pakan yang optimal baik secara jumlah maupun nutrient dari pakan tersebut”, kemudian Ir, Rudi Hartanto, S.Pt., M.P., Ph.D yang memberikan materi terkait manajemen pakan juga menyarankan peternak untuk memaksimalkan penggunaan lahan dan pemberian hijauan pakan pada sapi “pemberian berbagai macam rumput seperti rumput raja, rumput pakcong, leguminosa seperti daun turi, kaliandra dan Indigofera dapat meningkatkan konsumsi protein sapi sehingga akan meningkatkan produksi susu, maka dari itu apabila ada lahan yang belum dioptimalkan maka sebaiknya ditanami dengan berbagai macam rumput dan juga legum yang berkualitas”. Kegiatan ini juga didamping oleh petugas penyuluh lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian Kota Semarang yaitu bu Evi.
Pada akhir sesi kegiatan tim dari Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah yang diketuai oleh Edi Prayitno, S.Pt., M.Si memberikan obat-obatan, vitamin, mineral dan alat teat dipping kepada peternak untuk mempercepat pemulihan kondisi ternak dan menunjang proses pemerahan pada sapi perah yang ada di KTT Pangudi Mulyo “kami selaku akademisi berkomitmen untuk membantu pemulihan kondisi ekonomi peternak pasca PMK dan ini juga sejalan dengan tugas kami untuk membantu tercapainya sustainable development goals (SDGs) 1 dan 2 yaitu mengentaskan kemiskinan dan mengakhiri kelaparan” tutup beliau.



Komentar Terbaru